Rabu, 12 Desember 2018

Ganti sistem atau perubahan ummat ?

CahayaDakwahNU.com~Kota Serang Baru
Allah mensifati perjanjian damai Hudaibiyyah dengan hasil-hasil yg gilang gemilang untuk kebaikan kaum muslimin dengan sebutan  "fathan mubina" ( kemenangan yg nyata)

انا فتحنا لك فتحا مبينا
 " Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yg nyata".

Adapun diantara point-point penting dari hasil perjanjian damai Hudaibiyyah adalah sebagai berikut :

1. Adanya pengakuan dari kaum kafir Quraisy terhadap eksistensi negara Madinah dan pengakuan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai kepala negaranya.
2. Hasil-hasil yg diperoleh dari perjanjian damai Hudaibiyyah adalah materi perjanjian tentang penghentian perang ( genjatan senjata ) antara kaum kafir Quraisy dengan kaum muslimin Madinah. Dan kesepakatan ini memiliki arti yg sangat penting sekali bagi negara Madinah karena kaum muslimin memiliki kebebasan melakukan gerakan politik dan militer tanpa ada kekhawatiran sedikitpun terhadap ancaman dan gangguan dari kaum kafir Quraisy.

Tentang gerakan yg bersifat militer, maka sangat jelas sekali bahwa Rasulullah Saw mulai memobilisasi dan menyebarkan pasukannya ke berbagai tempat di jazirah Arab untuk menaklukan berbagai kekuatan politik Yahudi, baik yahudi Khaibar maupun kekuatan politik Yahudi lainnya, karena selama ini merekalah yang menjadi provokator dengan menghasut yahudi madinah dan kaum kafir jazirah Arab agar melakukan pembrontakan terhadap negara Madinah. Disamping kekuatan politik yahudi yang dibidik, kekuatan politik kaum musyrikin diwilayah jazirah Arab pun tak lepas dari sasaran.

Adapun tentang gerakan yg bersifat politik, maka bisa dilihat dengan dikirimkannya beberapa utusan negara Madinah kepada para penguasa diberbagai kerajaan/negara didunia kala itu untuk meminta mereka memeluk Islam dan mengakui eksistensi negara Madinah.

Salah satu kerajaan yang dikirimi surat melalui utusan kaum muslimin adalah kerajaan Romawi yang kala itu menjadi salah satu kekuatan politik terkuat dunia selain Persia. Adapun utusan yang dikirimkan oleh Rasulullah Saw untuk Raja Romawi  Heraclius adalah sahabat Dihyah al Kalbi.
Isi surat tersebut adalah sebagai berikut :

بسم الله الرحمن الرحيم من محمد بن عبد الله إلى هرقل عظيم الروم سلام على من اتبع الهدى، أما بعد: فإني أدعوك بدعاية الإسلام، أسلم تسلم يؤتك الله أجرك مرتين، فإن توليت فإنما عليك اثم الأريسيين  قل يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا وبينكم ألا نعبد إلا الله ولا نشرك به شيئا ولا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون الله فإن تولوا فقولوا اشهدوا بأنا مسلمون

Bismillahir rahmanir rahiim
Dari Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya
Kepada Heraclius, raja Romawi
keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk, selanjutnya, Saya mengajak Anda dengan seruan Islam. Masuklah Islam, niscaya Anda akan selamat. Allah akan memberikan pahala kepada-Mu dua kali. Jika Anda berpaling (tidak menerima) maka Anda menanggung semua dosa kaum Arisiyin. Katakanlah, "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah . (QS. Ali Imran: 64)

Setelah membaca surat dari Nabi Saw, secara pribadi kaisar sendiri sebetulnya percaya dan mengakui kenabian Muhammad Saw, terlebih setelah Kaisar mendatangkan Abu Sufyan dan bertanya banyak hal tentang sosok Muhammad dan agama baru yang dibawanya.

Dalam kitab Sirah Nurul Yaqin karya Syaikh Muhammad Khudlari dikatakan sebagai berikut

ولما سار قيصر إلى حمص أذن لعظماء الروم في دسكرة له  ثم أمر بأبوابها فأغلقت ثم قال: يا معشر الروم هل لكم في الفلاح والرشد وأن يثبت ملككم فتبايعوا هذا النبي؟ فحاصوا «٤» حيصة حمر الوحش إلى الأبواب فوجدوها مغلقة، فلما رأى قيصر نفرتهم قال: ردوهم علي، فقال لهم: إني قلت مقالتي اختبر بها شدتكم على دينكم، فسكتوا له ورضوا عنه

Ketika Kaisar Heraclius berangkat ke Himsha, ia menyeru pembesar-pembesar Romawi di dalam sebuah istana pribadinya. Setelah semuanya berkumpul ia kemudian memerintahkan agar pintunya ditutup dan dikunci rapat-rapat. Kemudian Heraclius bangkit dan berteriak, Hai sekalian pembesar Romawi, apakah kalian ingin memperoleh kejayaan dan petunjuk, serta kokohnya kerajaan kalian ? Maka ikutlah Nabi ini ! ( Nabi Muhammad), Setelah mendengar perkataan Heraclius itu, maka mereka menjadi liar dan berlarian berebut  mencari pintu keluar, tapi mereka mendapati semuanya terkunci dari dalam. Ketika Heraclius melihat mereka antipati yang nyata, ia berkata kepada pengawal pribadinya, " kembalikan mereka menghadap kepadaku", lalu kaisar berkata kepada mereka, " sesungguhnya aku mengatakan hal ini sekedar untuk menguji keteguhan kalian kepada agama kalian". Kemudian mereka pun tenang kembali serta ridha kepada keputusannya.

Dari paparan diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa dalam membuat sebuah perubahan besar dan mendasar ditengah-tengah masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka tidak cukup hanya menganti pemimpinnya atau sistem saja tanpa didukung oleh kesiapan rakyatnya. Sebab sebuah perubahan sosial jika ingin berjalan dengan lancar, maka harus diawali dengan gerakan kolosal berupa penyadaran psykologis personal, kedalaman spiritualitas dan religiusitas, kecerdasan pendidikan masyarakat serta harmoni sosial. Artinya, gerakan formal harus didahului oleh gerakan kultural.

Atas dasar pertimbangan tersebut , maka model dakwah NU dari dulu hingga sekarang adalah berupa penyadaran ummat supaya memiliki komitmen dan kesadaran yg  tinggi dalam menjalani kehidupan beragama dan berbangsa. NU berpandangan jika ummat sudah baik secara kualitas, maka secara otomatis dari mereka akan muncul pemimpin-pemimpin yang berkualitas pula. Dan sebaliknya jika kualitas masyarakatnya buruk, maka akan menghasilkan pemimpin yang buruk pula.

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا

يَكْسِبُونَ

"Dan demikianlah kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan" (QS Al An’am:129).

Hal itu pula yang menyebabkan NU kurang tertarik berjuang melalui jalur politik praktis dan apalagi sampai berkeinginan merubah sistem. NU fokus pada perbaikan ummat dengan mendirikan pesantren-pesantren, sekolah,  madrasah, majlis ta'lim dan lain-lain.

CahayaDakwahNU.com/Qomari Arisandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar