Selasa, 27 Maret 2018

Dua cara Alloh mengaruniakan rizqi terhadap Maryam

CahayaDakwahNU.Com
Betapa agung nadzar istri Imran untuk menjadikan buah hati yang berada dalam kandungannya kelak sebagai pengkhidmah di Baitul Maqdis. Ia membayangkan bahwa anaknya kelak adalah seorang laki-laki yang akan menjadi Imam ibadah di Al Quds, pengurai Taurat dan pembimbing Ummat. Namun Alloh yg maha berkehendak mengaruniakan anak perempuan.
إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي
(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku.
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَىٰ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ
Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.
Betapa Alloh yang maha tau tetap menerima nadzar tsb. Maka Sang Bunda ( Hannah) membawa bayi yang diberi nama Maryam itu ke Baitul Maqdis, yang para pemuka Bani Israil, Rahib berkumpul, berharap mendapatkan hal asuh. Namun ternyata Alloh berkehendak agar Nabi Zakaria lah yang mengasuh Maryam.
Maryam tumbuh menjadi besar dilingkungan yang baik dan dibimbing para insan terbaik. Jadilah ia seorang ahli ibadah di mihrab baitul maqdis memgkhidmahkan diri untuk rumah Alloh, dengan keyakinan utuh akan kuasa dan kemurahan Rabbnya. Bahkan Nabi Zakaria pun heran dan terkagum-kagum melihat limpahan karunia /anugrah yg diberikan Alloh kepada Maryam.
كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
" Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab".

Tapi setiap insan diuji oleh Alloh dengan karunia yang diterimanya. Karena setiap karunia mengandung ujian, dan ujian mengandung karunia, demikianlah hakikatnya.
Maryam yg begitu taat beribadah lahir batin pun mendapat kan ujian. Alloh memilihnya untuk memgandung bayi ajaib yg terlahir tanpa ayah, tanpa terlebih dahulu tersentuh seorang pria.
Maka ketika kandungannya sudah mulai membesar, maka ia pun pergi meninggalkan mihrabnya ke arah timur. Dan ketika masa melahirkan sudah tiba, maka ia pun gelisah dan merasakan sakit yg tiada tara. Ia pun mencari tempat yg nyaman untuk bersalin dan akhirnya bersandar pada batang pohon kurma.
فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا
Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".
Dibawah pohon itu, perasaannya mengawang, pikirannya melayang, bahwa ia akan memiliki seorang anak tanpa seorang ayah. ia sendiri percaya bahwa itu adalah kehendak Alloh, tapi apakah kaumnya percaya?
maka terlontarlah kalimat yang menyiratkan sesalan atas ketetapan Alloh itu dengan mengucapkan " aduh celaka, alangkah baik seandainya saya mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yg tak berarti dan dilupakan".
Maka Alloh melalui Jibrilpun menyuruh Maryam agar jangan bersedih dan menggoyangkan pangkal pohon kurma tersebut agar buahnya jatuh sehingga bisa dimakan.
وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا
Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.
Maka bayangkanlah, seorang perempuan yg lemah dan berdarah-darah sehabis melahirkan serta dalam perasaan yg tak karuan, diharuskan memgguncangkan bahunya pada pohon agar buahnya yg ranum jatuh ke bumi.

Inilah ithtiar, bagi Maryam ini berat dan sukar.
tapi iman memanglah yg utama, taaat kepada Alloh harus jadi yg prioritaskan. Maka dengan kemurahanNya saat Maryam menggerakan pangkal pohon yg besar itu, satu demi satu buah kurma itu pun berguguran.
Sebagian Ulama menyatakan, Ketika Maryam masih berada di Mihrab dg Iman yg berseri-seri dan mantap, maka Alloh memberikan RizqiNya langsung tersaji dari langit. Adapun ketika maryam melahirkan, dimana ucapannya terkesan menyesali ketetapan Alloh, hal itulah yg membuatnya tak mendapatkan rizki sebagaimana ketika masih di mihrab, melainkan harus mengupayakannya dg cara menggoncangkan pundaknya ke pohon kurma.Alloh menjamin rizqi Maryam dalam dua keadaan dan dengan dua cara penganugerahan. Kita pun tau, keyakinanyg tak utuh, mengharuskan kita harus bersusah payah pada jalan ikhtiar yg harus kita tempuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar