Minggu, 30 Desember 2018

Teladan nabi Saw, pemimpin adalah pelayan ummat

CahayaDakwahNU.com~Kota Serang Baru
Rasulullah Saw sebagai seorang Nabi dan sekaligus pemimpin bagi ummatnya merupakan teladan sepanjang zaman. Ungkapan "Sayyidul qoumi khodimuhum" ( pemimpin itu adalah pelayan ummat) atau "Saaqil qoumi Akhiruhum" ( orang yang memberi/menyuguhkan minum, itu yang terakhir kali minum) bukanlan sebuah pemanis bibir semata, namun selalu beliau praktekkan disemua keadaan dan itulah memang kepribadian beliau Saw.

Ketika Nabi Saw sedang melakukan perjalanan hijrah ke Madinah bersama Sayyidina Abu Bakar dan pembantunya serta sang penunjuk jalan, maka rombongan beliau singgah di perkemahan Ummu Ma'bad yang terkenal dermawan. Namun karena sedang kondisi paceklik maka Ummu Ma'bad tidak bisa menyuguhkan apa-apa karena memang tidak memiliki makanan dan minuman apapun yang tersisa selain domba tua yang sudah tidak produktif lagi. Akhirnya Nabi Saw meminta izin untuk memerahnya, dan atas izin Alloh domba yang sudah renta dan lama tak menghasilkan susu tsb tiba-tiba saja mengeluarkan air susu yang sangat deras. Nabi Saw lalu memberikan susu tersebut kepada sang tuan rumah untuk meminumnya, lalu kemaudian mempersilahkan kepada para sahabatnya untuk minum dan baru beliau Saw yang terakhir minum.

Pada saat menjelang perang khandaq, kala itu madinah sedang mengalami musim paceklik sehingga menyebabkan mereka kurang makan dan terpaksa harus mengganjal perutnya dengan sebuah batu, ternyata Nabi Saw juga mengalami hal yg sama, bahkan lebih dari itu, sebab Nabi Saw justru mengganjal perutnya dengan dua batu yang menunjukan bahwa beliau Saw lebih lapar ketimbang para sahabatnya. Akan tetapi ketika Nabi Saw ditawari hidangan oleh Jabir bin Abdillah, maka beliau mengajak semua para sahabat yang sedang bekerja keras menggali parit. Beliau tidak mau enak-enakan sendirian tetapi para sahabatnya menderita kelaparan. Bahkan yang lebih mengagumkannya lagi adalah bahwa beliau Saw yang melayani dan mengambilkan makanan untuk semua para sahabatnya -padahal jumlahnya mencapai 3000 orang- termasuk kepada tuan rumah Jabir bin Abdillah. Setelah semua para sahabatnya dipastikan menikmati hidangan, barulah beliau ikut menyantap hidangan tsb. Subhanalloh..

Di suatu ketika, Abu Hurairah RA yang sedang berada di serambi masjid Nabawi sedang mengalami kelaparan yang luar biasa karena sudah beberapa hari tidak makan. Tiba-tiba Nabi Saw memanggilnya dan menawarkan minuman susu. Namun sebelum Abu Hurairah sempat meminum susu tersebut, beliau Saw meminta agar Abu Hurairah memanggil semua teman-temannya para Ahlusshuffah yang tinggal di emperan Masjid Nabawi yang jumlahnya sekitar 70 orang lebih. Setelah para Ahlusshuffah tersebut berkumpul maka Nabi Saw menyuruh Abu Hurairah untuk menuangkan minuman dan melayani satu persatu kepada rekan-rekannnya. Setelah semua ahlusshuffah tersebut sudah minum dan tinggal Nabi Saw dan Abu Hurairah, maka Nabi Saw yang menuangkan minuman kedalam gelas dan menyodorkannya kepada Abu Hurairah, baru Nabi Saw ikut minum.

Dalam peristiwa yang terakhir ini, Nabi Saw sedang memberikan pendidikan kepada Abu Hurairah yang merupakan koordinator /pemimpinnya ahlussuffah bahwa ketika menjadi seorang pemimpin, maka berarti harus siap melayani orang-orang yg dipimpinnya, harus siap mengalami kelaparan ( kesulitan ) terlebih dulu dan siap merasakan kebahagiaan paling belakangan setelah rakyatnya bahagia.

itulah prinsip dan hakikat sebuah kepemimpinan yang diteladankan Nabi Saw, yakni pengabdian dan pelayanan untuk ummat, bukan minta dilayani.
Andai saja semua para pemimpin disemua level menerapkan prinsip kepemimpinan ini, niscaya beres semua urusan.

سيد القوم خادمهم
" Pemimpin adalah pelayan ummat"

Qomari Arisandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar