Minggu, 30 Desember 2018

Ketika rakyat menuduh jelek shalat pemimpinnya

CahayaDakwahNU.com~Kota Serang Baru
Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab mendapatkan laporan yang menyebutkan bahwa pasukan Persia secara beruntun melakukan penyerangan terhadap kaum muslimin yang hendak melakukan dakwah kesana. Maka Amirul Mu'minin berencana memimpin pasukan dari Madinah untuk menggempur pasukan Persia. Namun para sahabat yang lain memberikan masukan agar Amirul Mu'min jangan memimpin pasukan langsung, namun mendelegasikan salah seorang sahabat lainnya untuk menjalankan tugas mulia ini. Maka setelah Amirul Mukminin menggelar musyawarah dengan para sahabat, akhirnya diputuskan bahwa yang akan menjadi panglima pasukan perang untuk menyerang Persia adalah Sahabat senior Sa'ad bin Abi Waqqash yang oleh sahabat Abdurrahman bin 'Auf disebut sebagai الأسد في براثنه
"Singa yang menyembunyikan kuku/cakarnya".

Dan benar saja, ternyata pilihan kaum muslimin atas penujukan Sa'ad bin Abi Waqqash tidaklah meleset, sebab ia berhasil membawa pasukan kaum muslimin menuju gerbang kemenangan dengan mengalahkan pasukan Persia yang jumlahnya mencapai seratus ribu prajurit pilihan dengan senjata lengkap dan modern pada zamannya, sementara jumlah pasukan yang dibawa oleh Sa'ad bin Abi Waqqash cuma tiga puluh ribu prajurit.

Sa'ad bin Abi Waqqash ini termasuk jajaran para sahabat yang lebih dulu masuk Islam ( Assabiqun al-Awwalun) dan juga masih pamannya Nabi Saw. Ia juga terkenal memiliki doa yang mustajab. Atas kemenangan gemilang kaum muslimin yang dipimpin oleh Sa'ad bin Abi Waqqash dalam mengalahkan kekuatan Persia yang merupakan salah satu dari negara adi daya selain Romawi kala itu akhirnya membuat Amirul Mu'minin memberikan mandat kepada Sa'ad bin Abi Waqqash untuk menjadi gubernur disana.

Tatkala Sa'ad diangkat menjadi gubernur wilayah Irak, maka ia mulai melakukan pembangun dan infra struktur, dimana- mana, diantaranya dengan memperbesar dan memperluas kota Kufah.

Pada suatu hari, rakyat Kufah mengadukan Sa'ad sebagai wali/gelubernurnya kepada Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab. Rupanya mereka sedang memperlihatkan tabiat yang buruk, yang mudah  dipengaruhi, diprovokasi, dihasut, cepat resah, dan suka memberontak, sehingga mereka melontarkan tuduhan yang tidak berdasar dan menggelikan kepada Sa'ad bin Abi Waqqash. Tuduhan yang mereka lontarkan kepada Sa'ad adalah bahwa Sa'ad merupakan seseorang atau pemimpin yang tidak baik shalatnya.

Mendengar tuduhan tersebut, maka Sa'ad hanya tersenyum sebab ia mengetahui bahwa tuduhan tersebut sangat tidak berbobot dan mengada ngada. Sa'ad lantas mengatakan

والله اني لأصلي بهم صلاة رسول الله اطيل في ركعتين الأولين وأقصر في الأخريين

" Demi Allah, saya mengerjakan shalat bersama dengan memnajangkan dua rakaat yang pertama serta memendekkan dua rakaat yang akhir semata-mata karena mengikuti shalatnya Rasulullah Saw "

Atas pengaduan yang dilayangkan oleh rakyatnya sendiri kepada Khalifah, Sa'ad akhirnya dipanggil oleh Khalifah Umar dan hendak dimintai klarifikasi. Setelah mendapat klarifikasi dari Sa'ad,  maka Khalifah memerintahkan kepada Sa'ad agar kembali ke Irak untuk memimpin rakyat disana. Namun Sa'ad justru mengatakan

اتأمروني ان اعود الي قوم يزعمون أني لا احسن الصلاة ؟

" Apakah engkau hendak mengembalikan saya kepada kaum yang menuduh bahwa shalat saya tidak baik?"

Demikianlah Sa'ad bin Abi Waqqash, seorang sahabat senior dan mulia dengan segudang prestasi dan kemuliaan tapi didustakan oleh sebagian rakyatnya yang memiliki tabiat buruk sehingga gampang terhasut dan memberontak, ia pun akhirnya lebih memilih tinggal di Madinah ketimbang kembali lagi ke Irak.

Qomari Arisandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar