Selasa, 18 Desember 2018

Kemenangan sebuah perjuangan tidak ditentukan oleh jumlah

CahayaDakwah.com~Kota Serang Baru
Sejarah mencatat bahwa orang-orang yang memiliki keimanan yang kokoh lah yang selalu tampil sebagai pemenang dalam setiap peristiwa yang mempertentangkan antara yang haq dan batil, berapun jumlahnya, baik sedikit maupun banyak. Misalnya kemenangan yang berhasil diraih oleh pasukan Talut kala melawan pasukan Jalut yg jumlahnya jauh lebih besar. Demikian pula kemenangan-kemenangan yang berhasil diraih kaum muslimin dibawah kepemimpinan Nabi Saw dalam setiap pertempurang melawan kaum kafir, baik di wilayah jazirah arab maupun luar jazirah arab ( romawi). Dari perang Badar, Ahzab hingga perang Tabuk, semuanya dimenangkan kaum muslimin padahal jumlah kaum muslimin kala itu sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah musuh.

Pertanyaan mendasarnya adalah, faktor apa yang menyebakan mereka menang dalam setiap perjuangannya ? Ternyata adalah karena keimanan yang kokoh dan manhaj yang benar sehingga Alloh pun akhirnya ridla / memberikan idzin kepada orang-orang yang beriman.

كم من فئة قليلة غلبت فئة كثيرة بإذن الله

 " Berapa banyak pasukan yang sedikit mampu mengalahkan pasukan yang besar dengan idzin Allah" ( Al Baqarah : 249 )

Berdasarkan ayat diatas, maka kata kunci kemenangan dalam sebuah perjuangan adalah "Idzin Allah" atau ridla Allah. Berapapun jumlahnya pasukan, entah sedikit atau banyak tidak menjadi persoalan, yang penting Allah memberikan idzin dan ridlaNya.

Karenanya tidak perlu rasanya kita berbangga diri ketika memiliki jumlah yang banyak, atau berhasil mengumpulkan massa yang diklaim jumlahnya banyak, karena jumlah yang banyak/kauntitas tidak menjadi jaminan kemenangan dalam sebuah perjuangan, terlebih jika tidak diimbangi dengan kualitas yang memadai. Bahkan terkadang jumlah yang banyak sering kali membuat orang menjadi congkak dan lupa diri sehingga membuatnya abai dari melakukan hal-hal yang semestinya dilakukan demi terwujudnya sebuah kemenangan. Dan hal ini pula yang pernah dialami kaum muslimin dalam perang hunain melawan kabilah Hawazin dan Bani Tsaqif.

Ketika kaum kafir quraisy  Makkah berhasil ditundukan dalam peristiwa yang dikenal dengan nama fathul makkah, maka jumlah kekuatan kaum muslimin menjadi bertambah banyak, sehingga karena merasa banyak itulah kemudian menyebabkan sebagian dari mereka menjadi congkak dan  merasa hebat sehingga beranggapan pasti menang melawan musuh. Tapi kemudian mereka diperingatkan oleh Allah dalam awal pertempuran perang hunain, dimana kaum muslimin bercerai berai dan lari karena mendapatkan serangan hebat dari musuh. Allah kemudian membalikan keadaan dengan memberikan ketenangan kepada Nabi Saw dan kaum muslimin serta memberikan bantuan berupa para malaikat yang tak tampak oleh mereka sehingga pasukan musuh berhasil dikalahkan

لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ فِيْ مَوَاطِنَ كَثِيْرَةٍۙ وَّيَوْمَ حُنَيْنٍۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَّضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِيْنَ ۚ

" Sungguh, Allah telah menolong kamu (mukminin) di banyak medan perang, dan (ingatlah) Perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu membuatmu bangga, tetapi (jumlah yang banyak itu) sama sekali tidak berguna bagimu, dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik ke belakang dan lari tunggang-langgang.

ثُمَّ أَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَأَنْزَلَ جُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ وَذٰلِكَ جَزَاءُ الْكٰفِرِيْنَ

"Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Dia menurunkan bala tentara (para malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir".

Walhasil bahwa kata kunci kemenangan dalam sebuah perjuangan adalah " Idzin Allah", tanpanya maka apalah artinya sebuah perjuangan meskipun memiliki jumlah yang besar. Dan untuk bisa meraih idzin/ ridla Allah maka mau tidak mau kita harus mengikuti semua aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah dan RasulNya. Manakala kita tidak taat dan malah melanggar terhadap aturan-aturan Islam, semisal dengan berdusta/ gemar memanipulasi informasi dan data, gemar membuat hoax, mencela, caci maki hingga fitnah, maka pertanyaan mendasarnya adalah, apakah mungkin idzin Allah akan diberikan jika perjuangannya ditempuh dengan cara-cara seperti itu?

Qomari Arisandi Assirri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar