Rabu, 19 September 2018

Wasiat putra pendiri NU kepada KH.Hasyim Muzadi

CahayadakwahNU.com~Kota Serang Baru
Tidak ada yang tahu bahwa pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KHM Yusuf Hasyim atau yang lebih populer di panggil Pak Ud , ternyata  sebelum meninggal pernah berwasiat kepada Ketua Umum Pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kala itu, KHA Hasyim Muzadi, tentang ideologi transnasional, seperti liberalisme Barat dan radikalisme dari Timur.

 "Syim, kami harus dapat memotong ideologi transnasional itu, karena ideologi transnasional itu dapat merusak NU dan Indonesia," 

ujar Hasyim Muzadi, menirukan wasiat almarhum Pak Ud. Itulah ungkapan Hasyim Muzadi saat berpidato dalam peringatan 100 hari wafatnya Pak Ud di kantor PWNU Jawa Timur (Jatim), di Surabaya, yang antara lain dihadiri Ir KH Solahuddin Wahid (Pengasuh Tebuireng), KH Tholchah Hasan (mantan Menteri Agama), dan Slamet Effendy Yusuf (politisi Golongan Karya dan mantan Ketua Umum PP Ansor). Menurut mantan Ketua PWNU Jawa Timur itu, Pak Ud menilai ideologi transnasional itu sama-sama berbahaya, baik ideologi transnasional yang datang dari Barat maupun dari Timur tengah.

"Karena itu, pemerintah juga harus memotong masuknya ideologi transnasional itu, sebab liberalisme dari Barat maupun Islam ideologis dari Timur juga sama-sama merusak. Pemerintah harus menggunakan Pancasila sebagai ideologi yang membatasi," paparnya.

KH.Yusuf Hasyim adalah salah satu putra KH.Hasyim Asy'ari pendiri NU. Konon, KH.Hasyim Asy'ari pernah berkata bahwa Pak Ud kelak akan menjadi penyelamat negara. Di kemudian hari, dawuh pendiri NU tersebut terbukti, Pak Ud selalu hadir memberikan jiwa dan raganya untuk membela dan menyelamatkan negara ketika dalam keadaan genting.

Pada usia muda, Pak Ud sudah terjun berjuang untuk mempertahankan tanah air dari tangan penjajah, pada fase-fase awal kemerdekaan. Pak Ud aktif di gerakan kepanduan ( semacam pramuka ), bahkan beliau juga dikenal sebagai perintis dan pendiri Gerakan Pemuda Ansor. Dan ketika NKRI berada dalam ancaman yang serius dari G 30 S/PKI era 60 an yang hendak memberontak dan hendak mengganti ideologi pancasila, Pak Ud menjadi panglima komando pasukan Banser Ansor untuk memumpas PKI demi menyelamatkan pancasila dan NKRI.

Sebagian masa muda Pak Ud dihabiskan untuk mempertahankan NKRI, itu pula yang menyebakan Pak Ud tidak sempat mengenyam pendidikan pesantren yang memadai. Karena sejak remaja, Pak Ud keluar masuk hutan menjadi pasukan gerilya melawan penjajah.

Majalah Risalah NU edisi 2
Qomari Arisandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar