Kamis, 04 Oktober 2018

Hoax dan Raja Najasyi

CahayaDakwahNU.com~Kota Serang Baru
Berita-berita hoax seolah sudah menjadi hal biasa dalam kehidupan kita dan begitu mudahnya kita jumpai hampir setiap hari. Ini tentu sebuah fenomena yang sangat memprihatinkan dan menunjukan gejala kemalasan berfikir dan bersikap kritis dalam merespon segala sesuatu. Contoh paling nyata adalah berita tentang penganiayaan seorang politikus wanita berinisial RS yang beberapa hari kemaren sempat viral di media sosial, tak pelak, banyak politikus kawakan hingga kaum agamawan yang percaya dan ikut andil dalam menyebarkan informasi hoax ini . 

Sebagai sebuah renungan, tidak ada salhnya kita mengambil pelajaran penting dari peristiwa hijrahnya ummat Islam ke negri Habasyah yang di pimpin oleh Raja Najasyi yang beragama Nasrani, sebagaimana terekam dalam kitab Fiqih Sirah karya Syaikh Said Ramadhan Al Buthi.

Ketika mengetahui Ummat Islam hijrah ke Habasyah, maka pemuka Quraisy mengutus dua orang dari mereka yang perkasa dan cerdik yakni Amr bin 'Ash dan Abdulloh bin Abu Rabi'ah untuk menemui raja Najasyi dengan membawa hadiah . Mereka ingin menghasutnya dengan tujuan supaya sang raja mau menyerahkan ummat islam kepada mereka berdua.  Sesampinya mereka berdua tiba di hadapan sang raja , mereka berkata :

فقالا له:
أيها الملك، إنه قد ضوى إلى بلدك غلمان سفهاء، فارقوا دين قومهم، ولم يدخلوا في دينك، وجاؤوا بدين ابتدعوه، لا نعرفه نحن ولا أنت، وقد بعثنا إليك فيهم أشراف قومهم من آبائهم وأعمامهم وعشائرهم، لتردهم إليهم، فهم أعلى بهم عينا، وأعلم بما عابوا عليهم، وعاتبوهم فيه.
وقالت البطارقة: صدقا أيها الملك! فأسلمهم إلي
ولكن رأى النجاشي أنه لا بد من تمحيص القضية، وسماع أطرافها جميعا
" wahai tuan raja, sesungguhnya ada beberapa orang bodoh yang menyusup ke negri tuan. Mereka ini memecah belah agama kaumnya, juga tidak mau masuk agama Tuan, mereka datang dg membawa agama baru yg mereka ciptakan sendiri. Kami tdk mengetahuinya secara persis, begitu pula Tuan. Kami di utus para pembesar kaum mereka, dari bapak-bapak dan paman-paman dan keluarga mereka untuk menemui Tuan, agar tuan berkenan mengembalikan orang-orang ini kepada mereka. Sebab mereka itu lenih berhak terhadap orang-orang itu dan lebih tau apa yg telah mendorong orang-orang tersebut mencela dan mencaci mereka. Tetapi Raja Najasyi merasa perlu untuk meneliti masalah ini secara detail dan mendengarkan dari masing2 pihak".

Dari kutipan sirah diatas kita bisa memetik hikmah bahwa seorang yang menganut agama lain ternyata begitu berhati -  hati dalam menerima sebuah informasi yg datang kepadanya, tidak langsung di percaya, tapi di selidiki dulu kebenarannya, check and recheck/ verifikasi sebuah berita dengan cara  mengundang pihak-pihak terkait untuk di pintai keterangannya.

Dalam keterangan selanjutnya sang Raja mengirim utusan untuk memanggil Ummat Islam  untuk di pintai keterangan. Dan akhirnya setelah Ja'far bin Abu Thalib yg menjadi jubir ummat Islam waktu itu menjelaskan persoalan yg sebenarnya, sang Raja Akhirnya tau bahwa apa yg di tuduhkan oleh dua utusan dari Quraisy itu tidak benar dan merupakan sebuah Fitnah belaka. Akhirnya sang Raja mengusir dua utusan tersebut.

Semoga kita Ummat Islam juga tidak gampang termakan berita Hoax, apalagi sampai membuat dan menyebarkan berita HOAX, baik sasarannya Ulama, Pemimpin ataupun ummat/rakyat secara Umum. Karena menyebarkan Hoax  sungguh merupakan perbuatan keji dan bertentangan dengan ajaran agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar