Kamis, 29 Maret 2018

Inilah penyebab Nabi Musa AS disebut sebagai orang kuat dan terpercaya

CahayaDakwahNU.com-Bekasi
Ketika sampai di negri yang bernama "Madyan", Nabi Musa melihat orang-orang berdesakan memberi minum ternak-ternak mereka. Di salah satu sudut yang jauh, dua gadis memegang kekang kambing-kambingnya yang meronta, menahan mereka agar tak mendekat ke mata air meski hewan itu teramat haus.

Nabi Musa yang nantinya disifati sebagai Qowiyyul Amin / orang kuat lagi terpercaya sebagaimana dalam surat al Qoshos ayat 26

قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

Bukan sebab karena Nabi Musa pernah mengalahkan musuh dengan sekali pukul langsung mati, melainkan ia dijuluki sebagai lelaki "kuat" karena dalam lapar dan hausnya,lelah payahnya, Nabi Musa masih sanggup menawarkan bantuan. Orang yang mau dan mampu menolong disaat dirinya sendiri sedang memerlukan pertolongan adalah pria yang kuat dan hebat.

Nabi Musa pun menggiring domba-domba milik putri-putri Nabi Syu'aib tersebut ke mata air. Ketika dilihatnya ada batu yang mempersempit permukaan air,,maka ia pun tau bahwa inilah penyebabnya orang pada berdesak desakan. Maka dengan sisa tenaganya, ia pun mengangkat batu tersbut hingga sumur tersebut lapang tepiannya. Lagi-lagi Nabi Musa membuktikan kekuatannya, bahwa pria perkasa itu tidak mengharapkan imbalan dan ganjaran dari manusia. Tanpa bicara lagi dan menunggu ucapan terimakasih dari manusia, ia langsung pergi meninggalkan tempat tersebut. Ia pun bersandar pada sebuah pohon guna menghilangkan kelelahannya sembari menahan lapar. Ia pun berdoa :

فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰ إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku".

Nabi Musa yang kelaparan ternyata tidak meminta imbalan atas jasanya pada orang-orang yang telah ditolongnya, padahal kalau ia mau, maka cukup kiranya pemberian dari orang-orang tersebut yang telah ditolongnya untuk bekal makannya selama beberapa hari. Tapi ia malah justru berdoa dan meminta pada Alloh.

Nabi Musa AS sedang mengajarkan kepada kita bahwa hanya Alloh yang layak disimpuhi kedermawananNya, ditadah karuniaNya dan diharapi balasanNya. Mengharap pada makhluk maka hanya kekecewaan yang didapat. Meminta pada makhluk hanyalah sebuah kehinaan baginya.
Apapun hajat kita, bsar maupun kecil, ringan maupun berat, penting maupun remeh, hanya pada Alloh lah tempat mengadu, memohon dan mengharap pertolongan.
Qomari Arisandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar