Minggu, 15 April 2018

Pesan KH.Wahhab Hasbullah untuk warga NU

CahayaDakwahNU.com~Kota Serang Baru
KH.Wahab Hasbullah merupakan salah satu ulama besar pendiri NU yang sangat alim dan disegani baik oleh kawan maupun lawan. Beliau bahkan bisa dibilang sebagai inisiator berdirinya NU, karena ide pendirian jam'iyyah NU memang berasal dari beliau. Karenanya, perhatian dan kepedulian beliau Kyai Wahab baik terhadap NU maupun warganya tentu sangat besar. Berikut adalah pesan KH. Wahab Hasbullah kepada warga NU agar warga NU punya prinsip dan jatidiri yang kokoh sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan.

"Jadilah seperti ikan yg hidup. Ikan selagi dia masih hidup, masih mempunyai ruh atau nyawa, biar seratus tahun hidup di laut yg mengandung garam, dia tetap saja tawar dagingnya, tidak menjadi asin. Sebabnya karena dia mempunyai ruh, karena dia hidup dengan seluruh jiwanya. Sebaliknya, kalau ikan itu sudah mati, sudah tidak mempunyai nyawa, tiga menit saja taruh dia di kuali yg bergaram, maka dia akan menjadi asin rasanya".

Pesan KH.Wahhab Hasbulloh begitu dalam dan luas maknanya sehingga bisa ditafsirkan secara beragam. Namun izinkan saya menafsirkan pesan beliau dari perspektif keNUan.

Secara implisit maka pesan beliau bisa kita maknai bahwa kita selaku warga NU di haruskan memiliki prinsip, jatidiri dengan berpegang teguh pada ajaran ahlussunnah wal jama'ah annahdliyyah supaya tidak gampang terkontaminasi dan terombang ambing oleh derasnya arus opini, narasi, informasi dan tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar. Jika kita sudah memiliki prinsip dan jatidiri keNUan yang kuat, maka kita seperti ikan yang hidup ditengah laut yang  meskipun airnya asin namun tidak sampai mempengaruhi dagingnya menjadi asin, hal itu terjadi karena ikan memiliki jiwa dan ruh sehingga mampu menjaga dirinya dan tidak terpengaruh oleh asinnya air laut. Demikian pula jika seorang Nahdliyyin memiliki ruh dan jiwa keNUan yang kuat, maka niscaya kapan dan dimanapun ia berada, maka ia akan tetap tampil sebagai seorang Nahdliyyin tulen tanpa memperdulikan omongan-omongan negatif dan sumbang disekitarnya. Tapi ketika ia tidak memiliki jiwa dan ruh keNUan atau sudah hilang, maka ia pun akan mudah terkontaminasi oleh berbagai opini, narasi dan informasi yang belum tentu kebenarannya, sama persis seperti ikan yang langsung  berubah  menjadi asin manakala dimasukan kedalam wadah yang berisi air asin dalam keadaan tanpa ruh.

Qomari Arisandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar