Minggu, 17 Juni 2018

Islam dan Nusantara, dua sahabat yang saling merindu

CahayaDakwahNU.com~Kota Serang Baru
Beberapa tahun yang lalu ada Lima orang mahasiswi asal Amerika Serikat sedang berada di Indonesia untuk mengenal lebih dekat kehidupan Muslim di pedesaan Nusantara, tepatnya di kawasan plosokuning Yogyakarta.
mereka sengaja datang ke pedesaan guna melihat langsung seperti apa wajah Islam di Indonesia jika dilihat dari dekat. Sebab selama ini mereka mendapatkan informasi bahwa Islam itu ekstrem, keras,  teroris dan lain-lain. Sementara realitas Islam di Nusantara setelah mereka melihat langsung justru sangat jauh berbeda dengan informasi yang mereka dapatkan selama ini.  Islam di Nusantara yaitu Islam yang kemudian bersinggungan dan hidup harmonis dengan nilai-nilai moral dan etika masyarakat nusantara, sangat menjunjung sikap toleran, memanusiakan manusia atau "nguwongke wong", damai serta anti kekerasan.

Budaya Nusantara sepengetahuan saya sebagai orang yang lahir dan besar di tanah kebudayaan Jawa itu sangat Islami, yaitu cinta damai, menghormati manusia lain, empati terhadap kondisi orang lain, toleran, mengutamakan dialog dan anti kekerasan.

Ketika nilai-nilai Nusantara itu bersinggungan dengan nilai-nilai Islam yang bersemangat rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya rahmat bagi muslim atau pemeluk muslim, maka yang terjadi bukanlah "dialog" antara Nusantara  dan Islam. Yang terjadi justru " bertemunya sahabat lama yang saling merindu".

Nilai-nilai kemanusiaan yang berakar dari budaya Nusantara  sama sekali tak bertentangan dengan Islam yang rahmatan lil alamin itu. Dan kesan itulah yang ditangkap oleh lima mahasiswi asal Amerika Serikat itu ketika bertemu dan berinteraksi langsung dengan wong Jawa yang beragama Islam.

Saya berpendapat bahwa lokalitas Islam Nusantara  sebenarnya masih mayoritas di negri ini. Sayangnya, dari sisi suara mereka kalah dengan minoritas Islam yang berkiblat pada pemahaman Islam transnasional yang berakar pada tradisi Islam Timur Tengah yang umumnya berfaham fundamental dan radikal dan sebenarnya tak mengakar dengan realitas historis/sejarah Islam di Nusantara ini.

CahayaDakwahNU.com/Qomari Arisandi

1 komentar: